Jumat, 14 Oktober 2011

SAHABATKU, MAAFKAN AKU

Kali ini aku terdiam disini, membuyarkan pikiranku tentang dia, yang sedari tadi berada dipikiranku ini. Dia adalah Bima. Sesosok tampan yang tak kalah cerdasnya denganku. Yang tadi pagi mengungkapkan cinta pada ku lewat pesan singkat. Kata aku cinta kamu masih teringat persis di otakku.
            Cerita ku berawal dari itu. Bima menembakku dengan kata itu. Aku yakin ini salah,tapi setelah kutayakan padanya langsung, kebenaran terungkap. Egois bila kumeniramanya. Aku tak bisa. Memang dia baik padaku, memang dia tampan, pinter, gaul lagi. Kurang apalagi sih ?
            Pagi itu …
“Bim, apa maksudmu dengan ini ?” kutunjukkan smsnya tadi malam.
“emm..” bisiknya.
“Bim…Dia suka ma kamu, bukan aku!” aku sedikit kesal dengannya.
            Sebelum kejadian itu, aku telah mengatakan sesuatu pada Bima. Yang itu sangat penting bagiku dan bagi Nia, sahabat ku dari kecil. Aku mengatakannya pada Bima, kalau Nia itu menyukainya. Entah mengapa dia malah bilang cinta padaku. Aku tak mau Nia tau, aku tak mau dia terluka karena aku, aku tak mau itu terjadi. Nia maafkan aku.
            Aku masih bingung untuk jawaban bagi Bima, siapa orang yang tak mau jadi paacar Bima. Dia itu perfect. Tapi Nia ?? tak mungkin.
            Hari berganti hari dan Bima semakin mendekati ku, hati ini juga semakin luluh dengannya. Di sekolah aku juga bertemu Bima karena dia memang teman sekelasku, tak kecuali juga Nia. Pernah nia memergoki kami berdua saat dikantin. Nia marah. Walaupun aku ama Bima g ngapa-ngapain. Cuma ngobrol sedikit. Tapi Nia marah sampi 2 hari 2 malam, gila. HUft, minta maaf harus ini.
            Cuma ngobrol aja marah 2 hari, apalagi kalau pacaran, bisa seumur hidup. Dan akhirnya ku milih untuk  jauhin Bima dan menolak cintanya. Demi persahabatan ini. Persahabatan antara aku dengan Nia. Aku lebih sayang sahabatku sendiri, daripada Bima. Dengan semangat aku katakan itu padanya saat tak ada seorang pun dikelas.
 “Bim, aku mau ngomong ma kamu, bentar aja!” pinta ku.
“ngomong aja Fit, gue minta jangan tolak gue Fit, plese?”dia berkata begitu, seolah-olah dia tau akan maksudku.
“gue g bisa Bim, loe kan tau Nia suka loe? Loe tega banget Bim, gue…”belum gue rampung ngomong, Bima nyahut.
“Gue cinta ama loe, bukan Nia, emang cinta harus dipaksain Fit, gue g suka kalau loe gitu, loe juga ngertiin perasaan gue Fit, gue tu suka ma kamu udah dari awal ngeliat kamu Fit. Tetep gue sukanya tu ma kamu bukan Nia”kata bima sedikit naik darah dan kata yang terakhir itu amat keras, hingga tak terasa sesosok cewek cantik yang rambutnya tergurai sampai bahu sudah berada di depan kelas melihat aku dan Bima.

0 komentar:

Posting Komentar

Template by:

Free Blog Templates